Pages

Subscribe:

Blogger templates

3/03/2012

Faktor Kesulitan Berenang


Berenang merupakan kegiatan olahraga yang dilakukan didalam air. Manusia adalah makhluk daratan, mungkin itu yang menyebabkan perlunya adaptasi lebih untuk bisa berenang. Di bawah ini merupakan beberapa factor yang bisa mendukung seseorang mudah belajar renang. Kunci keberhasilan yang ke dua adalah adaptasi postur tubuh.Layaknya bayi yang baru lahir, dia akan beradaptasi dengan dunia baru yaitu daratan. Saat ini pun kita harus beradaptasi lagi dengan lingkungan air. Sebenarnya banyak sekali teknik adaptasi postur di air, namun saya akan memberikan dasar paling utamanya saja yang sering kali kurang diperhatikan oleh sebagian kita.
Yang pertama..Apakah setiap kali mengapung dengan posisi terlungkup, kaki anda tenggelam ? Jika ya, coba koreksi posisi kepala anda.. Kesalahan kecil namun berdampak besar yang dilakukan oleh pemula, adalah berusaha melihat depan. Ini menyebabkan kepala sedikit menengadah sehingga tulang belakang tertekan ke bawah.
Yang kedua..Apakah setiap kali mengapung dengan posisi terlentang, kaki anda tenggelam? Jika ya, sekali lagi koreksi posisi kepala anda. Kesalahan yang sering terjadi kerena berusaha melihat kaki..
Yang ketiga…. Apakah anda sulit mengapung saat melakukan treading water, padahal buoyancy anda positif? Coba rubah pola fikir anda.. Banyak sekali perenang saat melakukan treading water, berusaha agar seluruh kepala bahkan bahu keatas berada di atas permukaan air. Khusus yang ini saya sulit menjelaskannya karena berhubungan dengan hukum-hukum fisika seperti archimedes, tekanan, buoyancy dll. Tapi intinya, gunakan pelampung alamiah kita yaitu paru-paru dengan se maksimal mungkiN Masih banyak bentuk adaptasi postur yang harus dipahami, namun itu semua pengembangan dari ketiga teknik di atas. Silahkan mencoba, Jangan lupa untuk berdoa, peregangan dan pemanasan sebelum masuk kolam renang. Yang paling penting, di saat anda belajar hendaknya ditemani oleh pelatih pribadi, teman atau saudara anda.. Adaptasi pernapasan merupakan kunci utama dari keberhasilan dalam belajar renang. Hal ini berhubungan dengan sedikit merubah kebiasaan namun tetap se-natural mungkin.
Ada beberapa pengetahuan yang sangat mendasar yang akan kita bahas.
Yang pertama…Tariklah napas anda kemudian tahan. Buka mulut anda sambil menahan napas. Keluarkah udaranya ? tentu tidak
Yang kedua…Tarik napas biasa kemudian tahan selama mungkin anda bisa. Hitung berapa lama anda dapat menahan napas ? (menggunakan jam apa saja asal jangan jam pasir atau jam rusak) Sudah ? Sekarang ulangi sekali lagi namun dengan menarik napas yang dalam. Bandingkan hasil keduanya.
Bagaimana hasilnya? Ajaib kan…Anda mungkin tidak menyangka bahwa ternyata lebih lama yang pertama. Mengapa?Karena jika paru-paru terlalu meregang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
Yang ketiga…Hitung frekuensi napas anda permenit. Catat hasilnya. Kemudian tarik napas dan tahan selama mungkin anda bisa.
Sudah ? Sekarang, hitung lagi frekuensi napas anda permenit.Bandingkan kedua hasilnya. Lebih cepat yang mana ? Benar .. lebih cepat yang keduaMengapa ?Karena tubuh hanya mengambil 4 – 5% saja dari 20% kadar oksigen tiap kali kita hirup. Tubuh akan memerintahkan paru bekerja lebih cepat jika merasa kekurangan oksigen.
Mungkin pernah timbul pertanyaan di dalam benak anda, mengapa kok orang lain mudah sekali belajar berenang , hanya dalam waktu singkat sudah bisa renang, sedangkan anda yang sudah berusaha lebih keras dan lebih lama tetap tidak bisa berenang juga.Mudah atau tidaknya seseorang belajar renang, tergantung dari daya apung (buoyancy) nya. Buoyancy setiap individu berbeda-beda tergantung dari berat jenis dan tingkat kerapatannya (Archimedes). Oleh sebab itu, anak kecil akan berbeda dengan orang dewasa, yang berotot akan beda dengan yang gemuk, yang kapasitas paru-parunya besar akan beda juga dengan yang kapasitas parunya kecil.
Yang manakah anda ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita harus tau cara menilainya.
  1. Tarik napas, kemudian tahan
  2. Posisikan badan terlungkup di permukaan air dengan wajah di dalam air
  3. Perlahan angkat kaki, sehingga membentuk posisi “jellyfish float”
  4. Mintalah rekan anda untuk menilai mengapung atau tenggelam
  Di bawah ini ada beberapa temuan-temuan tantang artikel tentang bagaimana renang itu dikuasai.
Berikut merupakan factor penghalang dan cara mengatasi permasalahan tersebut:
  
Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.

Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Penyebab Phobia

Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.

Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

0 komentar:

Posting Komentar