Pages

Subscribe:

Blogger templates

3/10/2012

Olahraga Bola Basket

Bola basket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing lima orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan. Bola basket sangat cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang olahraga tertutup dan hanya memerlukan lapangan yang relatif kecil. Selain itu, bola basket mudah dipelajari karena bentuk bolanya yang besar, sehingga tidak menyulitkan pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.
Bola basket adalah salah satu olahraga yang paling digemari oleh penduduk Amerika Serikat dan penduduk di belahan bumi lainnya, antara lain di Amerika Selatan, Eropa Selatan, Lithuania, dan juga di Indonesia.
Basket dianggap sebagai olahraga unik karena diciptakan secara tidak sengaja oleh seorang pastor. Pada tahun 1891, Dr. James Naismith, seorang pastor asal Kanada yang mengajar di sebuah fakultas untuk para mahasiswa profesional di YMCA (sebuah wadah pemuda umat Kristen) di Springfield, Massachusetts, harus membuat suatu permainan di ruang tertutup untuk mengisi waktu para siswa pada masa liburan musim dingin di New England.Terinspirasi dari permainan yang pernah ia mainkan saat kecil di Ontario,Naismith menciptakan permainan yang sekarang dikenal sebagai bola basket pada 15 Desember 1891.
Menurut cerita, setelah menolak beberapa gagasan karena dianggap terlalu keras dan kurang cocok untuk dimainkan di gelanggang-gelanggang tertutup, dia lalu menulis beberapa peraturan dasar, menempelkan sebuah keranjang di dinding ruang gelanggang olahraga, dan meminta para siswanya untuk mulai memainkan permainan ciptaannya itu.
Pertandingan resmi bola basket yang pertama, diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 1892 di tempat kerja Dr. James Naismith. “Basket ball” (sebutan bagi olahraga ini dalam bahasa Inggris), adalah sebutan yang digagas oleh salah seorang muridnya. Olahraga ini pun menjadi segera terkenal di seantero Amerika Serikat. Penggemar fanatiknya ditempatkan di seluruh cabang YMCA di Amerika Serikat. Pertandingan demi pertandingan pun segera dilaksanakan di kota-kota di seluruh negara bagian Amerika Serikat.
Pada awalnya,setiap tim berjumlah sembilan orang dan tidak ada dribble,sehingga bola hanya dapat berpindah melalui pass (lemparan). Sejarah peraturan permainan basket diawali dari 13 aturan dasar yang ditulis sendiri oleh James Naismith. Aturan dasar tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan.
  2. Bola dapat dipukul ke segala arah dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan, tetapi tidak boleh dipukul menggunakan kepalan tangan (meninju).
  3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. Pemain harus melemparkan bola tersebut dari titik tempat menerima bola, tetapi diperbolehkan apabila pemain tersebut berlari pada kecepatan biasa.
  4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. Lengan atau anggota tubuh lainnya tidak diperbolehkan memegang bola.
  5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul, atau menjegal pemain lawan dengan cara bagaimanapun. Pelanggaran pertama terhadap peraturan ini akan dihitung sebagai kesalahan, pelanggaran kedua akan diberi sanksi berupa pendiskualifikasian pemain pelanggar hingga keranjang timnya dimasuki oleh bola lawan, dan apabila pelanggaran tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mencederai lawan, maka pemain pelanggar akan dikenai hukuman tidak boleh ikut bermain sepanjang pertandingan. Pada masa ini, pergantian pemain tidak diperbolehkan.
  6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan (meninju), melakukan pelanggaran terhadap aturan 3 dan 4, serta melanggar hal-hal yang disebutkan pada aturan 5.
  7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
  8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang, dalam hal ini pemain yang menjaga keranjang tidak menyentuh atau mengganggu gol tersebut. Apabila bola terhenti di pinggir keranjang atau pemain lawan menggerakkan keranjang, maka hal tersebut tidak akan dihitung sebagai sebuah gol.
  9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya. Apabila terjadi perbedaan pendapat tentang kepemilikan bola, maka wasitlah yang akan melemparkannya ke dalam lapangan. Pelempar bola diberi waktu 5 detik untuk melemparkan bola dalam genggamannya. Apabila ia memegang lebih lama dari waktu tersebut, maka kepemilikan bola akan berpindah. Apabila salah satu pihak melakukan hal yang dapat menunda pertandingan, maka wasit dapat memberi mereka sebuah peringatan pelanggaran.
  10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut. Wasit memiliki hak penuh untuk mendiskualifikasi pemain yang melakukan pelanggaran sesuai dengan yang tercantum dalam aturan 5.
  11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
  12. Waktu pertandingan adalah 4 quarter masing-masing 10 menit
  13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai pemenang.
Pada Agustus 1936, saat menghadiri Olimpiade Berlin 1936, ia dinamakan sebagai Presiden Kehormatan Federasi Bola Basket Internasional. Terlahir sebagai warga Kanada, ia menjadi warga negara Amerika Serikat pada 4 Mei 1925.
Naismith meninggal dunia 28 November 1939, kurang dari enam bulan setelah menikah untuk kedua kalinya.

3/06/2012

Sebuah Sikap Yang Sehat

Sebuah Sikap Yang Sehat
Oleh :
Arie Asnaldi, S.pd
Sikap/perilaku adalah sebuah kata yang penting untuk dimengerti pada waktu kita memikirkan tentang kehidupan yang sehat. Kita mendengar ada sikap yang benar dan ada sikap yang salah. Apakah yang membuatnya berbeda apabila kita mempunyai salah satunya? Sikap itu menentukan bagaimana kita menghadapi kesulitan-kesulitan, masalah-masalah, sakit penyakit, keberhasilan dan pekerjaan – segala sesuatu yang terjadi pada kita setiap hari. Adalah penting bagi kita untuk mengetahui pengaruh dari sikap-sikap itu sendiri. Orang yang sukses atau gagal tergantung pada bagaimana mereka bereaksi pada situasi kehidupan ini.
Sikap yang angkuh akan menjauhkan kita dari teman. Sikap yang mencurigakan akan merenggangaon persahabatan. Yang lebih penting lagi, sikap-sikap tersebut berpengaruh pada kesehatan kita. Jadi, tingkah laku apakah yang merusak dari sikap itu sendiri?
Ketika anda diabaikan dan sementara orang lain mendapatkan promosi, bagaimana perasaanmu? Ketika anda diberitahu bahwa penyakit gula anda mempengaruhi bagian mata anda dan secara perlahan-lahan kehilangan penglihatan, apakah yang anda pikirkan di benak anda?
Banyak orang menjadi sangat tidak enak, marah, dan jengkel. Mereka berbicara tidak ramah pada orang yang mereka sayangi. Mereka menjadi tidak sabar pada pendeta, bahkan mereka menjadi marah pada Tuhan. Yang lain beralih ke obat-obat bius, alkohol, atau jenis makanan untuk melupakan semua itu.
Bahkan yang lainnya berpikir seperti tidak ada yang berubah-seperti burung unta dengan kepalanya di pasir, seolah-olah bahwa tidak ada masalah terdapat disana.
Kadang-kadang penting bagi kita untuk merasakannya sendiri sampai kita sudah siap menghadapi situasi dan melihat apa yang baik dari situ, bagaimana Tuhan akan mengubah situasi ini atau masalah-masalah yang terjadi sehingga itu dapat membuat kita lebih dekat padaNya dan mengajar kita untuk lebih mengandalkanNya. Pada waktu kita melakukan hal tersebut, kita tidak akan menanggung beban sendirian tetapi kita mendapat pertolongon yang terbaik di dunia; kekuatan dan pertolongan dari Yesus sendiri. Masalah dan rasa sakit adalah bagian yang normal dalam hidup kita, tetapi dengan pertolongon Yesus, kita dapat menerima tanggung jawab untuk bekerja dengan bijaksana dan mempunyai jalan keluar dalam menyelesaikan masalah-masalah kita.
Ketidakmampuan untuk menerima kenyataan bahwa kepedihan dan kesulitan-kesulitan itu merupakan hal yang biasa dalam hidup ini, dapat membawa kita pada rasa sakit pikiran, bahkan juga pada masalah kesehatan tubuh dan penyakit lain. Lebih dari seratus tahun yang lalu, E G White, seorang penulis terkenal menuliskan:
Penyakit pikiran terjadi dimana-mana. Sembilan dari sepuluh penyakit yang diderita manusia berasal dari pikiran.
Stress adalah sesuatu yang normal yang sering kita alami yang memungkinkan kita tidak dapat melakukan pekerjaan kita, mengadakan janji yang tepat waktu, dll. Jika kita larut atau terbawa dengan masalah-masalah itu dan lupa untuk minta pertolongan Tuhan, tekanan ini bukan lagi stress yang baik tetapi merupakan tekanan. Semua ini bisa membuat kita sakit tulang belakang, pusing-pusing, tekanan darah tinggi, dll
Para peneliti mengatakan bahwa walaupun pola hidup berubah seperti, makan makanan yang bergizi, memulai latihan aerobik, tidur 6-8 jam setiap malam, berpantang pada alkohol, rokok dan obat-obat berbahaya lainnya, jika tingkat tekanan atau stress tetap tinggi, untuk jadi sehat sangatlah lambat. 44 juta orang Amerika menderita karena tekanan darah dan 7 juta orang lainnya menderita penyakit-penyakit ringan, dimana kedua kondisi ini disebabkan karena stress yang begitu lama yang tak terselesaikan.
Sebab itu, sangatlah penting untuk kita ketahui bagaimana mengatasi masalah yang kita hadapi tanpa mengalami stress. Kecemasan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Pikiran, merupakan faktor penentu dalam kesehatan
Pikiran merupakan faktor penyebab penyakit, dan pada saat yang sama pikiran juga menjadi faktor yang menentukan bagi kesehatan. Anda dapat meningkatkan kesehatan anda dengan memiliki kebahagiaan dalam hati anda. Suatu eksperimen telah dilakukan di UCLA (Universitos California Los Angeles) dimana dua sampel (contoh) darah diambil dari seorang sukarelawan. Contoh darah pertama digunakan sebagai dasar, dan kemudian contoh darah kedua diambil 5 menit kemudian. Selama masa berselang, orang tersebut diberikan suatu keadaan dimana dia dapat merasakan sesuatu yang menyenangkan, dan secara umum mengalami emosi yang sehat. Pemikiran yang menyenangkan tersebut dirasakan sebagai kekuatan (penguat) dan perangsang. Dalam waktu yang hanya 5 menit, hasilnya menunjukkan 53% peningkatan secara menyeluruh pada komponen sistem kekebalan, apakah itu sel Polymorphonuclear (sel pembunuh) atau getah bening, dsb.
Jadi, pikiran yang baik adalah merupakan faktor penentu dalam kesehatan Sebagai satu komponen dalam sistem kekebalan.

Peningkatan terendah pada NK sel – sebanyak 30% (NK sel adalah salah satu komponen pada sistem kekebalan yang memiliki kapasitas pelindung untuk melawan sel kanker).
Peningkatan tertinggi adalah T lymphocytes sebanyak 200% (T lymphocyte adalah pengaruh utama dan sel pengatur pada sistem kekebalan).
Suatu eksperimen yang berbeda yang dilakukan oleh Dr. Lee S. Berk dari Rumah Sakit Universitos Loma Linda, ditemukan bahwa pada saat seseorang mengalami emosi yang positif, ada suatu perubahan dalam produksi hormon: pembiakan yang berarti dalam pembiakan sel-sel kekebalan tubuh; begitu sel kekebalan kita meningkat kita memiliki kekebalan yang lebih baik.
Peningkatan sel kekebalan disertai dengan tanda penurunan pada Kortisol, suatu hormon yang kita ketahui memiliki kemampuan untuk menekan kekebalan.
Dr. David C. McClelland, yang dahulu berada di Universitos Harvard, dan kemudian di Universitas Boston, mengukur konsentrasi air liur immunoglobulin A setelah para sukarelawan itu diberikan film-film mengenai Ibu Teresa selama 50 menit. Film tersebut dirancang untuk merangsang emosi positif seseorang. Dia menemukan air liur immunoglobulini A meningkat secara nyata. Tetapi , setelah para sukarelawan yang sama diberikan tontonan film dokumenter mengenai Nazi dalam Perang Dunia ke II (dirancang untuk membangkitkan emosi negatif seperti kemarahan) air liur immunoglobulini A tidak menunjukkan adanya perubahan-perubahan yang cukup besar. Air liur immunoglabulin A adalah suatu komponen pada sistem kekebalan, yang diyakini memiliki kapasitas perlindungan untuk melawan virus. Sebagian dari tubuh kita yang merupakan ciptaan Allah yang ajaib adalah mekanisme pertahanan yang berada di pintu masuk utama pada waktu bakteri dan kuman masuk ke dalam mu!ut dan mencoba menyerang tubuh kita. Tingkat immunoglobulin A yang tinggi pada air liur ini melindungi kita dari penyakit.
Bacalah Firman Tuhan dalam Amsal 17:22,
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”
Pikiran memang faktor penentu dalam memiliki suatu kehidupan yang sehat. Pertanyaannya adalah: Bagaimana kita mengontrol pikiran kita supaya bebas dari stress, ketegangan, kegelisahan, kesedihan, rasa bersalah dan memiliki hati yang gembira dan pikiran yang damai untuk memperoleh kesehatan yang optimal? JAWABNYA IALAH MELALUI DIA !!!!!!!
Matius 11:28, Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
Ya, hanya melalui Kristuslah kita dapat memperoleh sukacita, memiliki pikiran yang damai. Hanya Kristuslah yang dapat memberi kita kelegaan sejati pada saat kita dibebani beban berat, yang memberikan pikiran damai.
Damai yang Kristus beri, adalah damai yang berbeda
Damai dapat dirasakan walaupun krisis keuangan menimpa.
o Damai dimana Paulus dan Silas pernah mengalaminya, walaupun kesusahan (luka dan darah) menimpa, sehingga mereka dapat tetap berdoa dan bernyanyi kepada Tuhan dalam ruangan bawah tanah tempat dimana mereka di tahan.
o Damai dimana John Huss pernah mengalaminya. Dia dapat tetap bernyanyi, “Yesus, anak Daud, bermurah hati pada saya” hingga suaranya menghilang selamanya ditelan api yang membakar tubuhnya.
Orang yang bergembira dan bahagia adalah karena mereka mengatasi masalah-masalah dan penderitaan hidup dengan penuh bijaksana, bukan karena mereka tidak mempunyai masalah dan penderitaan. Mereka menyadari bahwa masalah dan penderitaan adalah penting bagi pertumbuhan mental dan spiritual. Jauh dari keluhan-keluhan mengenai situasi atau penderitaan-penderitaan itu, kita harus berterima kasih karenanya. Ayub 5:11, “Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan yang Mahakuasa.”
Orang saleh pun memiliki banyak masalah. Namun, pada saat mereka menyadari keadaan mereka dan sangat membutuhkan pertolonganNya, mereka berdoa dan Tuhan menolong mereka. Ketergantungan pada Tuhan mendorong mereka bertumbuh, gembira dan bahagia. Selain itu, tiap kali anda mengatasi dengan benar-benar masalah-masalah yang anda hadapi, anda meningkatkan kesehatan dan kekuatan mental anda.
“Kecemasan adalah buta, dan tidak dapat melihat masa depan; tetapi Yesus dapat melihat dari awal hingga akhir. Dalam setiap kesusahan Dia mempunyai cara dalam memberikan kelegaan. Bapa kita di surga memiliki 1000 cara untuk menyediakannya bagi kita, yang kita tidak ketahui sama sekali. Mereka yang melayani dan menghormati Allah tidak akan merasa kebingungan dan akan memperoleh jalannya” Ellen G White.
Tidak ada satupun yang terjadi tanpa sepengetahuanNya dan itu semua adalah yang terbaik bagi kita. Menerima segala masalah-masalah dan penderitaan hidup dengan bersyukur berdasarkan Roma 8:28 “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” Segala sesuatu bekerja sama demi kebaikan kita. Adalah keuntungan bagi kita apabila kita berharap padaNya saat kita mengatasi segala masalah dan penderitaan dengan penuh tanggung jawab.
Yesaya 26:4, “Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal”. Jika kita benar-benar percaya padaNya, hasilnya akan dinyatakan seperti dalam Yesaya 26:3, “Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepadaMu-lah ia percaya”
Ya, jika kita percaya pada Tuhan, kita akan mengalami kedamaian yang sempurna. Sempurna artinya suatu sikap yang sehat !
Nenek Clemmons berusia 94 tahun. Dia adalah seorang yang sangat rajin. Dia mencintai kehidupan. Dia mengasihi Allah. Dia mengasihi keluarganya. Dia menyukai pekerjaannya. Dia telah menghabiskon waktunya setiap pagi untuk membersihkan jendela. Pada jam 11:00 pagi, tampaknya sesuatu telah terjadi padanya. Pada siang hari, pada saat dia masuk ke rumah dia mengatakan pada anak-anaknya, “Saya kira waktu saya telah tiba. Siapkan segala sesuatunya.” Sore itu pada jam 3:00, dia meninggal dunia. Tidak ada penderitaan, tidak ada penyakit yang menghilangkan keberaniannya. Dia adalah seorang yang sangat bersyukur baik di dalam kematiannya begitu juga pada masa kehidupannya. Dia telah menjalankan kehidupannya hanya dalam perlindungan Tuhan, kecemasan dan rasa takut telah hilang selamanya. Keluarganya mendapat kekuatan melihat kegigihan imannya dan dia adalah berkat bagi setiap orang yang datang kepadanya. “Tuhan Allah, biarlah kiranya Engkau memberikan kami kepercayaan dan keyakinan diri yang sama didalam Mu.”

Dasar-Dasar Pembinaan Kondisi Fisik

Dasar-Dasar Pembinaan Kondisi Fisik

Oleh Arie Asnaldi, S.Pd
A. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) Dalam Pembinaan Kondisi Fisik
Dalam rangka meningkatkan konstribusi olahraga sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka kegiatan olahraga yang dilakukan tidak hanya sekedar memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat agar masyarakat Indonesia memiliki jiwa dan raga yang sehat dan segar jasmani, tetapi lebih dari itu adalah untuk mencapai prestasi yang maksimal dalam kerja maupun olahraga. Prestasi olahraga bila ditinjau dari kepentingannya memberikan dampak positif baik terhadap pribadi, maupun kelompok, bahkan dapat mengharumkan nama bangsa dan negara.
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga perlu pendekatan ilmiah (scientific approach). Kegiatan olahraga sekarang ini, tetapi juga ilmuan. Sehubungan dengan itu, Bompa (1990) memberikan ilustrasi tentang pendekatan dan sintesis dalam beberapa disiplin ilmu untuk mencapai prestasi olahraga, sesuai dengan bagan pada halaman berikut :
Bagan 1 : Ilmu-Ilmu penunjang yang memperkaya bidang ilmu pada teori dan metodologi latihan (Bompa, 1990; 12)
Kualitas latihan tidak tergantung dari satu faktor saja melainkan dari bermacam-macam faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mencapai prestasi. Selain kemampuan, bakat dan motivasi atlit itu sendiri, juga pengetahuan dan kepribadian pelatih, fasilitas dan peralatan, penemuan dari ilmu yang membantu dalam pertandingan (Bompa, 1990).
Latihan olahraga merupakan aktivitas yang sitematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah kepada cirri-ciri fungsi fisiologik dan psikologik manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dari hal tersebut terungkap fakta bahwa proses mencapai jenjang prestasi puncak memerlukan waktu yang panjang dan perjuangan yang berat, sesuai dengan tuntunan cabang olahraga yang ditekuni untuk mencapai suatu standar yang telah ditentukan (Astrand dan Rodahl, 1986).
Morehause dan Miller (1971) yang dikutip oleh Bompa (1990) mengemukakan, melalui latihan seseorang mempersiapkan dirinya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam istilah fisiologisnya, seseorang mengejar tujuan perbaikan system organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan tingkat kesegaran jasmani sehingga berdampak positif terhadap prestasi dan penampilan olahraganya.
Latihan fisik dapat memberikan perubahan pada semua fungsi system tubuh. Perubahan yang terjadi pada saat latihan berlangsung disebut Respons, sedangkan perubahan yang terjadi akibat latihan yang teratur dan terprogram sesuai dengan prinsip-prinsip latihan disebut Adaptasi. Terjadinya perubahan-perubahan fisiologis akibat latihan fisik, berkaitan dengan penggunaan energi oleh otot, bentuk dan metode serta prinsip-prinsip latihan yang dilaksanakan (Brooks dan Fahey, 1985).
Latihan fisik atau olahraga berpengaruh baik terhadap fungsi jantung. Akibat dari latihan, bahwa pada waktu istirahat jumlah denyut nadi dalam 1 menit (denyut nadi) pada orang yang terlatih lebih rendah dari pada yang tidak terlatih. Frekuensi nadi 40 – 60 pada olahragawan adalah suatu hal yang tidak jarang dijumpai Johnson dan Nelson (1986).
Latihan merupakan faktor yang sangat penting dalam meningkatkan kekuatan otot, sedangkan kekuatan otot merupakan modal untuk mempermudah mempelajari teknik, mencegah terjadinya cedera dan dapat mencapai prestasi maksimal. Untuk mengetahui kemajuan suatu latihan fisik Johnson dan Nelson (1986) mengemukakan, perlu dilakukan tes dan pengukuran sebagai suatu parameter kemampuan fisik (parameter fisiologis).
B. Komponen Dasar Kondisi Fisik
Dalam membuat program latihan, seorang pelatih harus mempersiapkan faktor fisik, teknik, taktik dan kejiwaan, karena keempat faktor tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya (Bompa, 1990). Seperti bagan berikut :



Bagan 2 : Piramida Faktor-Faktor Latihan (Bompa, 1990 : 5)
Berdasarkan bagan di atas, kondisi fisik merupakan persiapan dasar yang paling dominan untuk dapat melakukan penampilan fisik secara maksimal. Komponen dasar kondisi fisik ditinjau dari konsep muskular meliputi ; daya tahan (Endurance), kekuatan (strength), daya ledak (power), kecepatan (velocity/speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination). Ditinjau dari konsep metabolic terdiri dari aerobik (aerobic power) dan daya anaerobic (anaerobic power) (Bompa, 1977; Astrand dan Rodahl, 1986 ; Ruschall, 1980).
Dari komponen-komponen dasar kondisi fisik tersebut di atas, perlu mendapatkan latihan yang sesuai dengan porsinya, karena komponen tersebut mempunyai perbedaan dalam system enersi, bentuk gerakan, metode latihan, beban latihan dan lain sebagainya yang digunakan pada berbagai kegiatan olahraga (Fox, 1988). Sesuai dengan motto olimpiade modern “Citius-Fortius” (makin cepat-makin tinggi-makin kuat), sangat ditentukan dari kinerja kemampuan kondisi fisik.
C. Pembinaan Kondisi Fisik
Tujuan pembinaan kondisi fisik tergantung dari kondisi maupun keterampilan dari seseorang, seperti untuk pembinaan kesegaran atau kebugaran jasmani seseorang, meningkatkan kemampuan biomotorik yang dominan dibutuhkan terhadap peningkatan prestasi dari cabang olahraga yang digeluti. Dalam menentukan tujuan pembinaan kondisi fisik perlu diperhatikan dasar-dasar latihan antara lain adalah :
1. Untuk meningkatkan perkembangan fisik pada umumnya (multi lateral phsical development).
Kondisi fisik yang baik merupakan dasar utama bagi seseorang baik untuk kebugaran jasmani dan, apalagi bagi atlet untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya. Dari pengembangan komponen kondisi fisik sebagai yang telah dikemukakan, di samping itu diharapkan dalam pertumbuhan tubuh dapat mencapai perkembangan yang serasi.
2. Meningkatkan perkembangan fisik yang khas (specifik physical development) yang dituntut oleh kebutuhan olahraga tersebut. O’Shea (1976) membuat berbagai macam latihan beban untuk cabang olahraga yang memang memerlukan perkembangan otot-otot yang berbeda.
3. Untuk menyempurnakan teknik dari olahraga yang dipilih atau dibina
4. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan strategi dan cara belajar teknik. Optimasi taktik dan strategi harus disesuaikan dengan kemampuan individu tersebut.
5. Untuk membentuk kepribadian dan prilaku sebagai sikap olahragawan yaitu sportif tahan terhadap penderitaan.
6. Untuk menjamin kesiapan tim. Dalam olahraga berkelompok maka kesiapan sebagai tim sangat penting. Perlu diciptakan keselarasan dari anggota tersebut dalam persiapan fisik, teknik maupun strategi. Kemanunggalan perlu dipupuk terus menerus, tim harus merupakan suatu unit bukan sebagai individu yang membentuk tim tersebut percaya pada diri sendiri, gotong royong dan lain-lain.
7. Untuk membangun kesehatan. Hal ini dapat dicapai dengan cara yaitu dalam latihan harus sering dilakukan pemeriksaan medik untuk dapat mengkorelasikan antara intensitas latihan dengan kapasitas atlet. Perlu diperhatikan pula pola bekerja atau berlatih dengan keras terhadap regenerasi. Kalau atlet itu cedera atau sakit maka latihan baru dapat dimulai lagi bila individu tersebut telah sembuh. Dalam olahraga ini yang dituju janganlah hanya prestasi saja tetapi juga derajat kesehatan dari atlet tersebut.
8. Untuk menghindari terjadinya cedera. Dengan mempersiapkan kondisi fisik yang baik seperti ; kelentukan, otot-otot, tendon maupun ligament yang kuat maka meskipun seseorang atau atlet sudah mencapai kemampuan atau prestasi yang tinggi kalau kondisi fisiknya tidak terpelihara kemungkinan terjadinya cedera pada waktu pertandingan cukup besar.
9. Untuk meningkatkan pengetahuan seseorang atau atlet mengenai dasar latihan ditinjau dari segi physiologis maupun psychologisnya. Perlu diketahui pula mengenai nutrisi, regenerasi maupun perencanaan. Beolahraga di samping meningkatkan kebugaran dan prestasi, kadang-kadang seorang berolahraga hanya untuk rekreasi saja dan ada juga yang bertujuan untuk meningkatkan pergaulan.
D. Pembinaan Kesegaran Jasmani
Pembinaan kesegaran jasmani merupakan bagian dari pembinaan kondisi fisik. Istilah kesegaran jasmani merupakan terjemahan dari physical fitness. Physical berarti jasmaniah dan fitness berarti kecocokan atau kemampuan (fitness = cocok, layak, patut atau mampu). Jadi physical fitness berarti kemampuan jasmaniah.
Menurut Sutarman (1975) “Kesegaran jasmani adalah suatu aspek, yaitu aspek fisik dari kesegaran yang menyeluruh (total fitness), yang memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan diri pada tiap-tiap pembebanan fisik (physical stress) yang layak”.
Berdasarkan kutipan yang dikemukakan, berarti kesegaran jasmani merupakan cermin dari kemampuan fungsi system-sistem dalam tubuh yang dapat mewujudkan suatu peningkatan kualitas hidup dalam setiap aktifitas fisik. Kesegaran jasmani merupakan kemampuan fisik yang dapat berupa kemampuan aerobik dan anaerobic. Kemampuan fisik tersebut dapat dilatih melalui program latihan. Kemampuan aerobik antara lain dapat diketahui dari kemampuan system kardiorespirasi untuk menyediakan kebutuhan oksigen sampai ke dalam mitokondria, sedangkan kemampuan anaerobic dapat diukur dengan kemampuan ambang anaerobic dan kekuatan kontraksi otot (Fox, 1988).
Kemampuan kerja seseorang yang mempunyai tingkat kebugaran yang tinggi tidak sama dengan orang yang memiliki tingkat kebugaran yang rendah. Pada orang yang memiliki tingkat kebugaran yang tinggi akan mampu bekerja selama 8 jam dengan kemampuan kerja 50 % dari kapasitas aeroik, sedangkan pada orang dengan tingkat kebugaran yang rendah hanya mampu menggunakan 25 % dar kapasitas aerobik. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa kebugaran jasmani yang tinggi dapat menunjang gairah kerja (Sharkey, 1984).
Kesegaran jasmani dan kebugaran juga tidak terlepas dari faktor makanan, karena bahan makanan diperlukan tubuh untuk sumber energi, pembangun sel-sel tubuh, komponen biokatalisator dan metabolisme. Makanan harus sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kuantitatif maksudnya adalah perbandingan jumlah karbohidrat, lemak dan protein yang dimakan harus disesuaikan dengan dengan aktifitas seseorang. Pada orang yang normal karbohidrat diberikan 55 – 60 %, lemak diberikan 25 – 30 % dari total kalori dan protein dibutuhkan 1 gram/kilogram berat badan, sedangkan pada atlet dapat diberikan 10 – 15 % dari total kalori. Selanjutnya secara kualitatif maksudnya bahan-bahan yang selalu ada dalam makanan (karbihidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air) dan jumlahnya dapat diberikan lebih banyak jika diperlukan (Lamb, 1984).
Ruang lingkup kesegaran jasmani, meliputi :
- Anatomical fitness
- Physiological fitness
- Psychological fitness
Seorang dikatakan mempunyai anatomical fitness untuk melakukan usaha/kegiatan, apabila ia memenuhi persyaratan kelengkapan anggota-anggota yang diperlukan untuk melakukan sesuau kegiatan (memiliki bentuk tubuh yang baik).
Jika seseorang dikatakan mempunyai physiological fitness adalah apabila ia dapat melakukan pekerjaan dengan efisien, tanpa timbul kelelahan yang berarti dan dapat pulih kembali (recovery) dengan cepat kalau timbul kelelahan sebagai akibat kegiatan tersebut. Semua kegiatan memerlukan kegiatan otot, dan daya tahan otot, walaupun tidak sama untuk bermacam-macam kegiatan. Secara singkat physiological fitness ialah kegiatan tubuh untuk berfungsi secara maksimal.
Seseorang dikatakan mempunyai psychological fitness adalah apabila ia memiliki kestabilan emosi, jika ia melakukan suatu kegiatan bila ia mempunyai sifat-sifat mental yang diperlukan, misalnya kemauan yang besar serta memungkinkan mengatasi atau tidak menghiraukan rasa yang tidak menyenangkan dan sebagainya.
Selanjutnya Sadoso (1984) mengemukakan, kesegaran jasmani lebih bertitik berat pada physiological fitness ; yaitu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan (ketinggian, kelembaban, suhu dan sebagainya). Jika dikatakan hubungan antara kesegaran jasmani dengan pengertian kesehatan secara fisiologis akan saling mengisi, sehingga dapatlah kiranya secara mendasar dikatakan sama. Berdasarkan beberapa pengertian kesegaran jasmani yang dikemukakan dapat diungkapkan kaitan antara kesegaran jasmani dengan kesehatan dan aktivitas fisik sesuai denan gambar pada halam berikut :
Gambar 1 : Hubungan antara kesegaran jasmani, kesehatan dan aktivitas fisik (Bouchard, 1990 ; 5).
Dari gambar di atas, dapat dikemukakan beberapa pengertian tentang pengaruh antara kesegaran jasmani dengan kesehatan yang meliputi kesehatan yang baik, tingkat sakit serta tingkat kematian. Untuk mendapatkan kesegaran jasmani yang baik dipengaruhi oleh kerja (aktivitas fisik) serta waktu istirahatnya seseorang. Di samping itu kesegaran jasmani juga dipengaruhi oleh keturunan, gaya hidup, keadaan lingkungan, serta kebiasaan seseorang.
Kesegaran jasmani harus dipandang sesuatu yang berlanjut dan bertingkat, mulai dari tingkat yang sangat rendah sampai ketingkat maksimal.



Kesegaran jasmani yang rendah adalah sanggup melakukan tugas sehari-hari tetapi dengan kesukaran, mengalami kelelahan dan kekurangan energi. Johnson (1977) antara lain mengemukakan bahwa tingkat kesegaran jasmani antara lain seperti ; (i) kemampuan fisik yang tidak efisien (physical inefficiency), (ii) emosi yang tidak stabil, (iii) mudah lelah, dan (iv) tidak sanggup mengatasi tantangan fisik dan emosi. Sedangkan tingkat kesegaran jasmani yang cukup adalah sanggup melakukan tugas sehari-hari tanpa lelah dan mempunyai cadangan energi.
Selanjutnya Cooper dan Brown (1985) mengemukakan, cirri-ciri dari tingkat kesegaran jasmani yang berada di bawah standar adalah :
1). Menguap di meja kerja
2). Perasaan malas dan mengantuk sepanjang hari
3). Cenderung bertingkah marah
4). Merasa lelah dengan kerja fisik yang minimal
5). Terlalu capek untuk melakukan aktivitas senggang
6) Penggugup dan mudah terkejut
7) Sukar rileks
8) Mudah cemas dan sedih
9) Mudah tersinggung
Moeloek (1984 ;3) mengemukakan, unsur-unsur kesegaran jasmani, yaitu :
1). Daya tahan Cardiovascular-respiratory
2). Kekuatan Otot (Muscle strength)
3). Daya otot (muscle explosive power)
4). Kelentukan (flexibility)
5). Kecepatan (speed)
6). Kelincahan (agility)
7). Keseimbangan (balance)
8). Koordinasi (coordination)
9). Ketepatan (accuracy).
Berdasarkan kutipan di atas, terlihat unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi kemampuan dari system jantung dan peredaran darah serta pernafasan. Di samping itu juga kemampuan dari system neoromuskular serta keterampilan gerak dasar. Berarti kesegaran jasmani tidak hanya dipusatkan kepada perkembangan otot yang hebat, menyenangkan karena memancarkan kekuatan yang terselubung di dalamnya tetapi semuanya itu tidaklah mutlak, karena tingkat kesegaran jasmani lebih ditentukan oleh kapasitas metabolic seseorang yang tergantung kepada kemampuannya untuk menyalurkan oksigen ke otot-otot. Sebagaimana telah diketahui bahwa kemampuan tersebut terletak pada efisiensi dari jantung, pernafasan, system peredaran darah dan otot.
Pengukuran tingkat kesegaran jasmani antara lain dapat dilakukan dengan tes 2,4 km atau 12 menit, tes langkah dari Brouha atau tes Harvard (Harvard Step Test) dan lainnya.
E. Persiapan Fisik
Dalam suatu program latihan persiapan fisik untuk mencapai kebugaran dan apalagi prestasi yang penting diketahui adalah :
1. Mempersiapkan fisik pada umumnya (General Physical Preparation = GPP)
Pada umumnya persiapan fisik memerlukan waktu yang lama bila dibandingkan dengan tahap penyempurnaan biomotorik. Lebih tinggi kapasitas kerja seseorang atlet, lebih mudah pula ia menyesuaikan pada peningkatan latihan yang diselenggarakan secara terus menerus. Selanjutnya untuk lebih dapat memahami tuntuna cabang olahraga yang bersangkutan maka perlu dilakukan persiapan fisik khusus.
2. Persiapan Fisik Khusus (Specific Physical Preparation = SPP)
Persiapan fisik khusus didasari oleh persiapan fisik umum. Atlet dituntut untuk mencapai prestasi yang tinggi sehingga dituntut untuk mengembangkan otot-otot maupun enersi yang khusus untuk berolahraga tersebut. Dalam setiap program latihan seharusnya harus ditentukan dulu system enersi predominannya (predominant energy system). Di samping itu, untuk dapat mengerti mengenai “predominant energy system” maka perlu diketahui bagaimana ebenarnya penyediaan enersi di dalam tubuh atau dikenal dengan istilah konsep enersi berlangsung (Energy Continum Concept).
3. Penyempurnaan Kemampuan Biomotor Khusus (Perfection of Specific Biomotor Abilitis).
Tujuan latihan di sini ialah untuk meningkatkan dan menyempurnakan gerakan-gerakan yang khusus serta potensi atlet untuk memenuhi tuntutan dari olahraga yang dipilihnya. Nosseck (1982) berpendapat bahwa akhirnya “sport technique” adalah sangat penting untuk dapat mencapai prestasi.
Pada olahraga yang dituntut untuk kemampuan tinggi maka apabila seorang atlet tekhnik olahraganya kurang sempurna maka diperlukan kompensasi dari kualitas yang lain, umpamanya dengan kekuatan yang lebih besar dari kualitasnya yang lain, umpamanya dengan kekuatan yang lebih besar.
Latihan
1. Jelaskan keterkaitan disiplin ilmu yang menunjang pembinaan kondisi fisik?.
2. Jelaskanlah peranan kondisi fisik dalam pembinaan kesegaran jasmani dan olahraga prestasi?.
3. Jelaskanlah tujuan pembinaan kondisi fisik?.
4. Jelaskanlah persiapan kondisi fisik dalam meningkatkan kemampuan fisik?.
Rangkuman
Pembinaan kondisi fisik dalam menunjang metode dan teori latihan perlu melalui pendekatan secara ilmiah. Komponen kondisi fisik dapat ditinjau dari konsep muscular meliputi ; daya tahan (endurance), kekuatan (strength), daya ledak (power), kecepatan (velocity/speed), kelentukan (flexibility), kelincahan (agility), keseimbangan (balance), dan koordinasi (coordination). Ditinjau dari konsep metabolic terdiri dari aerobik (aerobic power) dan daya anaerobic (anaerobic power).
Tujuan pembinaan kondisi fisik antara lain adalah untuk meningkatkan perkembangan fisik pada umumnya (multi lateral physical development), Meningkatkan perkembangan fisik yang khas (specifik physical development), menyempurnakan tekhnik dari olahraga yang dipilih atau dibina. Untuk meningkatkan dan menyempurnakan strategi dan cara belajar tekhnik. Persiapan fisik berarti mempersiapkan dan menyempurnakan strategi dan cara belajar tekhnik. Persiapan fisik berarti mempersiapkan fisik pada umumnya, persiapan fisik khusus dan penyempurnaan kemampuan biomotor khusus.

Gelora Bung Tomo Meradang, Sejak Diresmikan Belum Hasilkan PAD



Surabaya (KN) - Kondisi Stadion Gelora Bung Tomo yang telah diresmikan di era Walikota Surabaya Bambang DH semakin memprihatinkan. Disamping sepi aktifitas kegiatan olahraga, beberapa bagian bangunanya juga nampak sudah retak-retak.Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sigit Harsono, Rabu (11/1) mengakui, setelah diresmikan pada agustus 2010 lalu, hampir tidak ada aktifitas olahraga yang bisa menghasilkan PAD bagi Pemerintah Kota Surabaya. Alaasannnya, disamping akses jalan menuju stadion yang masih sulit, hingga kini status pengelolaan stadion yang pembangunannya menghabiskan anggran APBD Surabaya sekitar 450 miliar tersebut masih belum jelas.
Walikota Tri Rismaharini himhha saat ini belum mengeluarkan SK yang menunjuk Satuan Kerja Pemerintah Daerah mana yang mengelolanya.”Status pengelolaannnya belum tahu, karena belum ada keputusan Walikota. Dan belum tentu juga ke Dispora. Yang pentingkan nantinya menghasilkan pendapatan untuk Pemerintah Kota” jelasnya.
Namun ia menambahkan, karena menyangkut bangunan olahraga selama ini untuk sementara pihaknya yang mengelola stadion tersebut. Selama ini, selain untuk tempat latihan klub sepakbola yang berlaga di IPL dan ISL, stadion berkapasitas 55 ribu penonton itu hanya digunakan untuk latihan olahraga para siswa sekolah dan para atlet atletik Pengcab PASI Surabaya. “Ya dipakai untuk latihan Klub-klub sepak bola yang bertanding di IPL, ISL, siswa sekolah dan PASI Surabaya saja selama ini” ujar Sigit.
Pihaknya belum menarik retribusi di stadion tersebut, karena belum ada ketentuan yang mengatur retribusi, namun draft tarif sewa telah dibuat Dinas Pengelolaan Tanah dan Bangunan.”Tarif sewa yang dibuat Dinas Tanah, kalau besarannya belum tahu berapa” terangnya.
Sementara mengenai kerusakan yang nampak pada bangunan stadion. Sigit mengatakan kewenangan perbaikan terletak di Dinas Cipata Karya dan Tata Ruang Kota Surabaya.
Pembangunan stadion Gelora Bung Tomo di kawasan Surabaya Barat itu terus membebani Pemerintah Kota. Ini karena Pemkot harus terus menganggarkan alokasi dana perawatan stadion yang nilainya selama setahun lebih dari 1 milyar. Padahal, hingga sekarang belum ada pemasukan ke kas daerah dari jasa sewa penggunaan fasilitas stadion tersebut. (anto)
Foto : Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya
Share
kornus 12 January 2012

kelemahan dari pembangunan gelora bung tomo :
·         Posisi goegrafis yang tidak bagus dengan berada di pinggir kota Surabaya.
·         Lingkungan sekitar yang kurang mendukung.
·         Akses yang kurang memadai dari tempat-tempar transportasi.
·         Karena jarang di pakai dan perawatan yang minim, akan menjadikan stadion ini cepat rusak sebelum di pakai laga internasiobal sebagai target utama.
·         Penegakan terhadap peraturan pemerintah nomor 16 tahun 2007 tentang penyelenggaraan keolahragaan dan undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang system keolahragaan nasional.

Solusi atas permasalahan:
·         Pemerintah kota ,KONI, dan pengprov Surabaya supaya segera memanfaatkan dan membugarkan stadion ini.
·         Membuka ases utama ke stadion dengan pembangunan jalan raya.
·         Sering-sering diadakannya laga sepakbola nasional maupun internasional agar popularitas stadion meninggi.
·         Tidak hanya stadion dan GOR, lingkungan sekitar harus dibuat senyaman mungkin untuk dilakukan laga sepakboal nasional atau inter nasional.
·         Pemerintah yang memegang stage holder harus mampu menjadikan GBT ini sebagai sarana indrusti olahraga yang sedang popular akhir-akhir ini.
·         Segera memenuhi segala administrasi atau hal-hal yang terkain dengan pemberdayaan sarana dan prasarana di lingkup venue GELORA BUNG TOMO.    

Pembangunan perluasan Stadion LOKAJAYA TUBAN.


Permasalahan aktual tentang keterbatasan lahan guna perluasan sarana dan prasarana olahraga
Pembangunan perluasan Stadion LOKAJAYA TUBAN.

Rencana perluasan sekitar stadion lokajaya tuban yang telah lama di jadwalkan selalu terkendala lahan dan masyarakan sekitar. Permasalahan yang muncul sering dikaitkan dengan korupsi para pemegang tender atau pemerintah yang ada sangkut pautnya dengan proyek ini. Masyarakat yang memiliki tanah disekitar stadion telah beberapa kali ditawari oleh pemerintah untuk pembelian lahan, namun selalu di tolak dan tidak menemui jalan kesepakatan. Ada beberapa alasan mengapa penolakan tersebut terjadi :
1.      Harga tanah yang di tawarkan oleh pemerintah kurang pas atau dengan harga yang lebih rendah.
2.      Karena kebanyakan tanah disekitar stadion adalah tanah sawah/pertanian, sering pelaksanaan pertandingan ini berakibat pada rusaknya tanaman para petani.
3.      Pemerintah tak serius dalam menanggapi masalah masyarakat sekitar tentang efek dari adanya stadion dan pelaksanaan pertandingan olahraga
 Menurut PP NO 16 Tahun 2007 pasal 1 tentang Penyelenggaraan olahraga
Ayat 1
Pelaku olahraga adalah setiap orang dan/atau kelompok orang yang terlibat secara langsung dalam kegiatan olahraga yang meliputi pengolahraga, pembina olahraga, dan tenaga keolahragaan.
Ayat 2.
Pembina olahraga adalah orang yang memiliki minat dan pengetahuan, kepemimpinan, kemampuan manajerial, dan/atau pendanaan yang didedikasikan untuk kepentingan pembinaan dan pengembangan olahraga.
Ayat 25
Fasilitasi adalah penyediaan bantuan atau pelayanan untuk kemudahan dan kelancaran
pelaksanaan kegiatan keolahragaan.
Dari PP di atas dapat di analisa bahwa pemenuhan fasilitas,Pembina dan pelaku polahraga merupakan suatu sistem dalam pencapaian prestasi olahraga. Dalam pemenuhan sarana dan prasarana yang mengalami kandala dengan sisial/masyarakat umum haruslah disesuaikan dan diselesaikan secara baik-baik tidak hanya demi kemakmuran bersama namun juga demi peningkatan prestasi olahraga.
Stadion lokajaya merupakan Homebase dari tim sepakbola PERSATU TUBAN divisi 2 liga Indonesia yang layaknya memilki sarana dan prasarana yang menunjang permainan. Di dalam PP NO.16 tahun 2007 pasal Menyatakan bahwa :
Ayat 22. Standar teknis sarana olahraga adalah persyaratan khusus yang ditetapkan oleh induk organisasi cabang olahraga dan/atau federasi olahraga internasional.
Ayat 23. Standar kesehatan dan keselamatan sarana olahraga adalah standar minimal tentang kesehatan dan keselamatan yang dipersyaratkan untuk sarana olahraga yang ditetapkan oleh induk organisasi dan/atau federasi olahraga nasional serta memenuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Bentuk penyelesaian yang tepat adalah membicarakan kembali dan menata ulang kesepakatan yang ada dengan masyarakat dan memperbaharui keterlibatan masyarakat sekitar dengan pelaksanaan pertandingan olahraga. Tidak hanya akan memperlancar dan mengembangakan prestasi maupun pembinaan olahraga, namun juga dapat menciptakan kehidupan yang rukun antara masyarakaat dengan pelaku,Pembina dan pemerintah olahraga.selain itu juaga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar jika mampu menarik penonton atau event-event pertandingan daerah dan nasional.